Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan

Kamis, 15 Maret 2012

Rumit

Rasanya semuanya berotasi
tak terkendali dengan kelajuan maksimum
waktu bergerak tak menentu
meninggalkan jarak antara nyata dan fana
ku tak peduli akan katrol yang membuatku naik dan turun
aku hanya ingin berada di ketinggian
dengan massa dan gravitasi sesuai
terbang tegak lurus keangkasa raya
meninggalkan rumitnya sumbu dan sudut
tak peduli akan perubahan horizontal
aku ingin berada ditempat lain
berada dibidang yang setimbang

note : puisi ini dibuat pas lagi olimpiade fisika, alhasil nih puisi jadi aneh, hahahaha  ^0^
 
Yuliana

Hening


hening...
waktu bergulir begitu lambat
hawa dingin dan sepi merambat menyelubungi tubuh
menekan rasa percaya diri
mengiba akan sinarnya mentari
hening...
sedikit angin melebur diruang
tapi tak cukup untuk mengusir sepi
tak rasa untukku mengiba
hening...
aku berharap ia pergi
waktu berjalan cepat
gema suara menggelegar
segelintir jawaban datang padaku
aku tidak mengerti

Yuliana

Sebercak Noda, Seberkas Cahaya

segelintir nyawa
terlepas dari tubuhnya yang kekar
tak gentar ketika dicekam ancaman
harap ketika ditodong kematian
negeri kami lebih baik
segelintir nyawa
hilang dengan perjuangan
melawan walau tak imbang
sekelumit bayangan terkenang
anak istriku belum makan

semangat berkobar
melawan tak lelah tak gentar
cahayanya terpendar diangkasa raya
permai elok jua dilautan dunia
janur menjulang ditepi pantai
kobar semangat menggarang
semangat berkobar
beribu harap tepancar diwajah mereka
walau meringis terhujam peluru
menahan gemuruh hantaman meriam
degup jantung melanyau hati
tetap berjuang walau langit kelam
indonesia akan penuh kesejahteraan

setetes darah
tertumpah dimedan perang
menetes dipelipis pejuang
tetap menyusun taktik perang gemilang
takut tak lagi dihirau
mengharap hasil merdeka
setetes darah
ranum merah membara
mengalir meliuk ditubuhnya
tetesnya tidak percuma
hati terpaku mengingat nasehat ibu
berjuanglah demi negerimu

melangkah kedepan
mengukuhkan hati berjalan ke medan perang
menunggu komando pemimpin pejuang
dengan segenap niat perubahan
mengacuhkan garis normal
berharap sejajar dengan negeri asing
inilah pembuktian kami
melangkah kedepan
ditingkah dentum dimedan perang
terhantam, berdiri
tertembak, melangkah
menuju satu kata yang pasti
"MERDEKA" negeriku milik sendiri

semangat pejuang
berjuang demi negerinya
tak peduli akan luka, duka, dan nyawa
melepas diri dari jajahan
menggerogoti ikatan negeri asing
tak peduli walau dibombardir
harap melihat jalan menuju merdeka
semangat pejuang 
terlepas dari tubuhnya yang kekar
berkorban dengan perjuangan
hati pilu rakyat menduka
kepiluan lalu terbentang panjang
ketika pahlawanku melepas nyawa
jasa juang tak hilang
bambu runcing yang terkenang

indonesia merdeka
penantian yang datang
berterima kasih atas segala perjuangan
proklamasi terucap terkenang
merah putih berkibar
hiduplah negara kepulauan
indonesia merdeka
mentari memancarkan hangatnya
waktu terus bergulir
perjuangan belum berakhir
berjuang demi kesejahteraan negeri
Yuliana Hendi